MR-MAROS, SULSEL | Perang dingin Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto dan Gubernur Sulsel Sudirman Sulaiman terkait rancangan rel kereta api berdesain at grade yang melalui lintasan darat kota Makassar.
Sementara itu Mohammad Ramdhan Pomanto menginginkan rel yang melalui Makassar berdesain elevated (Layang). Tentunya keinginan Danny Pomanto sapaan akrab walikota Makassar tersebut dengan berbagai pertimbangan yang matang dengan alasan bahwa pembangunan rel kereta api secara at grade akan merusak tata kota dan menyebabkan banjir di Makassar.
Menurut Danny dengan desain elevated dianggapnya bisa meminimalkan pembebasan lahan masyarakat dan praktek mafia tanah yang masih marak bergentayangan dari balik proyek strategis nasional seperti yang dilansir matarakyat.info dari bukamatanews.id (8/8/202).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Perang dingin antara walikota Makassar dengan Gubernur Sulawesi Selatan mendapat perhatian banyak kalangan, diantaranya Direktur Eksekutive Kompak Indonesia, Adhitya Eka.
Adhitya mengatakan bahwa apa yang dilakukan Danny Pomanto merupakan sebuah bentuk kepedulian terhadap warga Kota Makassar dengan mempertimbangkan berbagai hal.
Hiruk pikuk masalah yang terjadi terkait pembangunan rel kereta api di Sulawesi Selatan tentunya sangat disesalkan, seperti yang dialami beberapa warga Kecamatan Lau, Kabupaten Maros, dimana lahan pertanian milik mereka dihargai hanya 80ribu/meter dan tentunya bagi warga itu tidak adil.
Lebih lanjut Adhitya menyampaikan bahwa masyarakat menolak harga yang diberikan karena nilainya terlalu rendah dan ironisnya Pemerintah Kabupaten Maros sama sekali tidak menghiraukan apa yang terjadi terhadap masyarakatnya.
Halaman : 1 2 Selanjutnya