MR-PANGKEP, SULSEL | Banyak pengorbanan yang dilakukan oleh Hj. Marwah, S.Kep, NS, sebagai seorang perawat di Puskesmas Liukang Tangaya. Kisah-kisah haru yang dialami masyarakat pulau menjadi bukti perjuangan Hj. Marwah yang tak kenal lelah, bahkan dirinya sudah menganggap masyarakat Liukang Tangaya adalah keluarganya sendiri.
Perjuangan Hj. Marwah saat membantu masyarakat di pulau dengan ikhlas merupakan gambaran semangatnya yang tidak pernah surut untuk terus membantu masyarakat di pulau Liukang Tangaya.
Pengalaman tak terlupakan dituturkan oleh seorang ibu rumah tangga di pulau Sapuka bernama Masnia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
https://youtu.be/6ow1ZphowYo
Masnia dengan nada terbata-bata menahan tangis menceritakan pengalamannya pada akan melahirkan dan harus dibawa ke Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, dengan bantuan dari Hj. Marwah dan keluarganya sehingga dirinya terselamatkan dan melahirkan dengan selamat.
Masnia menambahkan bahwa dirinya dibawa ke Sumbawa menggunakan kapal milik Hj. Marwah dan diantar langsung oleh Hj. Marwah dengan suaminya.
“Saya berutang budi dengan Hj. Marwah dan Suaminya karena pertolongannya sehingga saya dan anak saya bisa diselamatkan ” tutur Masnia.
Haruna juga memiliki cerita tentang perjuangan Hj. Marwah, ketika seorang warga pulau Sampaang yang mengalami luka serius setelak dibacok orang dan tidak bisa ditangani di puskesmas di Liukang Tangaya dan harus dibawa ke puskesmas di Sumbawa.
Hj. Marwah langsung bergerak cepat membawa korban ke Sumbawa menggunakan kapal miliknya dan ikut membiayai korban selama perawatannya di Sumbawa, cerita Haruna kepada awak media.
Pengorbanan dan perjuangan Hj. Marwah dalam membantu masyarakat di pulau adalah sebuah bukti ketulusannya dalam mengabdi kepada masyarakat.
Namun kenyataan yang dihadapi Hj. Marwah saat ini mebuat kita miris. Pasalnya pengorbanan dan perjuangannya kini terlupakan oleh pemerintah Kabupaten Pangkep.
Hj. Marwah dipimpong kesana kemari saat akan melengkapi dokumennya untuk ikut seleksi PPPK tanpa kejelasan dan bahkan dianggap malas, yang paling menyakitkan lagi saat Hj. Marwah dikatakan menerima insentif/gaji tapi tidak menjalankan tugasnya oleh Sekertaris Dinas Kesehatan Kabupaten Pangkep, H. Mansyur, hingga saat ini Hj. Marwah hanya bisa pasrah dengan perlakuan yang diterimanya.
Beberapa masyarakat di Kecamatan Liukang Tangaya menyayangkan peristiwa tersebut, karena menurut mereka sosok Hj. Marwah adalah sosok seorang perawat yang baik dan selalu ikhlas membantu masyarakat. (jufri_malle@mr)