MR-JAKARTA | Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan Desa Wisata Pecinan Glodok, Jakarta Barat, memiliki storynomics tourism yang kuat karena merupakan hasil akulturasi dari budaya Tionghoa, Sunda, Betawi, hingga Jawa.
“Saya melihat Desa Wisata Pecinan Glodok ini memiliki potensi sebagai daya tarik wisata budaya dan sejarah. Tadi kita sudah melihat berbagai pertunjukan tarian dari Betawi, wushu, dan lainnya. Desa ini memiliki storynomics yaitu cerita yang akan mampu menarik wisatawan,” kata Menparekraf Sandiaga Uno saat berkunjung ke Desa Wisata Pecinan Glodok, Minggu (26/6/2022).
Desa wisata yang terletak di Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Glodok, Jakarta Barat ini, merupakan salah satu desa wisata yang masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di desa ini, wisatawan akan dimanjakan dengan bangunan yang memiliki arsitektur unik dan ornamen-ornamen China, di antaranya Pancoran Chinatown Point yang merupakan destinasi baru dan tempat strategis bersejarah di Pusat Kota, yang memadukan bangunan hunian klasik-elegan, dengan area komersial serta Citywalk dan Mal tematik.
Ada juga, Gang Gloria, yang merupakan salah satu pusat jajanan di kawasan Pancoran-Glodok, Jakarta. Dan yang paling tersohor, ada Petak Enam, merupakan tempat wisata kuliner yang terletak di Glodok, tepatnya di Gedung Chandra Glodok. Bangunan Petak Enam pun memiliki desain dan arsitektur yang unik karena bernuansa China dengan hiasan lampion merah dan ornamen-ornamen khas China.
Selain itu, Desa Wisata Pecinan Glodok ini juga memiliki kesenian yang khas yang tak kalah menarik, seperti Tanjidor; Ondel-ondel; Silat Beksi; Barongsai. Dan ragam budaya yang menarik perhatian wisatawan, di antaranya Cap Go Meh, Candra Naya; dan Klenteng Toa Se Bio.
Menparekraf juga mengunjungi “Toa Se Bio” yaitu salah satu Klenteng yang berada di Desa Wisata Pecinan Glodok untuk melihat ritual pengobatan Tang Sin, yaitu sebuah pengobatan tradisional spiritual yang berlangsung pada saat Cap Go Meh dan Hari Ulang Tahun Klenteng Toa Se Bio. Ia turut melakukan Fang sen atau pelepasan burung dengan jumlah 53 ekor.
“Saya berharap dengan kuatnya ragam budaya yang terdapat di desa ini bisa menarik kunjungan wisatawan, sehingga akan mampu menjadi peluang untuk kebangkitan ekonomi, membuka peluang usaha, dan lapangan kerja seluas-luasnya,” ujar Menparekraf.
Pada kesempatan yang sama, Menparekraf membuka acara Festival Pecinan Glodok yang menampilkan berbagai atraksi dan pertunjukan seperti Silat, Barongsai, Kungfu, Tarian Betawi, Teknik Pembuatan Jamu, dan lain-lain.
“Di Petak 6 ini saya membuka Festival Pecinan Glodok, selamat menikmati pertunjukan yang luar biasa ini,” kata Menparekraf.
Sementara itu, Direktur PT Bank Central Asia, Antonius Widodo, menyampaikan sebagai salah satu mitra strategis Kemenparekraf, pihaknya akan melakukan pembinaan dan pendampingan bagi Desa Wisata Pecinan Glodok.
“Selamat untuk Desa Wisata Pecinan Glodok, kami akan mendukung selama satu tahun kedepan,” ujar Widodo.
Dalam kesempatan tersebut, Menparekraf didampingi oleh Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf Vinsensius Jemadu; Direktur Tata Kelola Destinasi Kemenparekraf/Baparekraf Indra Ni Tua; dan Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf I Gusti Ayu Dewi Hendriyani.
Serta turut hadir Direktur PT Bank Central Asia, Antonius Widodo; Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta Andhika Permata; Kepala Bidang Destinasi dan Pengembangan Sherly Yuliana; dan Kepala UPK Kota Tua, Dedi. (tim media-mr)