MATARAKYAT.info, MAROS | Proyek Preservasi Jalan BTS Makassar-Maros 2024 dinilai buruk seperti yang disampaikan Ismail Tantu aktivis Lemkira Indonesia (Lembaga Monitoring Kinerja Aparatur Negara Indonesia) beberapa waktu lalu di Maros.
Seperti diketahui bahwa saat ini lagi berlangsung pekerjaan Proyek Preservasi Jalan BTS Kota Makassar-Kota Maros sepanjang 6,81 kilo meter dengan menggunakan anggaran APBN tahun 2024 sebesar Rp.57.347.192.000.00,.
Menurut Ismail Tantu, anggaran sebesar itu adalah untuk pekerjaan Rehabilitasi Mayor Jalan utama kabupaten Maros.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ada beberapa poin penting yang menjadi catatan kami terkait proyek jalan yang dinaungi Dirjen Binamarga Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Sulawesi Selatan, Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah III Prov. Sulsel.
Ismail Tantu mengungkapkan, dari hasil pengamatannya beberapa bulan ini pada saat pekerjaan masih berlangsung ditemukan beberapa catatan penting, ” iya dokumentasi yang saya ambil bulan lalu saat setelah pihak kontraktor melakukan pengaspalan ditemukan ratusan meter hamburan agregat kasar (batu split atau screening) yang lepas dari bibir jalan asphal yg telah dihampar foto dokumentasi kami ada”. Ungkap aktivis Lemkira Indonesia. (22/10/2024)
Kami menilai agregat kasar yang lepas dan berhamburan dijalan pada saat itu adalah karena kemungkinan komposisi material aspal yang tidak sesuai spesifikasi yang seharusnya, bisa jadi asphal cairnya kurang atau tidak seimbang dengan agregat lain atau karena pemanasan yang melebihi temperatur maksimal sehingga ikatan antar agregat dengan aspal tidak sempurna hal ini bisa mengakibatkan aspal cepat sekali rusak.
Perlu diketahui Preservasi Jalan adalah kegiatan penanganan jalan, berupa pencegahan, perawatan, dan perbaikan yang diperlukan untuk mempertahankan kondisi jalan agar tetap berfungsi secara optimal melayani lalu-lintas sehingga umur rencana yang ditetapkan dapat tercapai.
Ismail Tantu menegaskan, pekerjaan aspal hotmix sangat dipengaruhi oleh penggunaan aspal cair dan temperatur baik pada saat produksi di AMP (Asphalt Mixing Plant) maupun penghamparan dilapangan harus tetap terjaga sesuai spesifikasi yang ditentukan.
” Terus terang saya tidak yakin jalan aspal tersebut berumur panjang buktinya dilapangan kami dapati di beberapa titik telah terjadi kerusakan, ada dokumentasi gambar yang kami ambil minggu lalu sebelum hujan seperti sekarang ini”. tutur Ismail Tantu
Bahkan selain pekerjaan pengaspalan, juga dilakukan penambahan lebar jalan antara lebar jalan lama diperlebar sampai ke bahu jalan, namun yang menjadi perhatian kami adalah penggalian yang tidak beraturan dimensinya atau ukurannya untuk pekerjaan pengecoran beton sebelum dilapisi aspal.
Terkait ukuran galian dan beton bisa saja mempengaruhi biaya kalau tidak sesuai spesifikasi. Oleh karena itu kata Ismail Tantu sebagai Lembaga Sosial Kontrol kami tetap memonitoring proyek tersebut kalau nantinya kami anggap ada unsur yg merugikan kerugian negara maka pasti kami akan bawa ke Aparat Penegak Hukum (APH). (@_mr)
Penulis : Samsir Anca
Editor : Adhitya Eka