MATARAKYAT.info, GUNUNGSITOLI | Sepekan belakangan, Walikota Gunungsitoli Sowa’a Laoli SE, M.Si kerap melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) ke enam Kecamatan seKota Gunungsitoli. Salah satunya, dengan mengunjungi banyak tempat di Kecamatan Gunungsitoli, Jumat (28/6/2024).
Dalam Kunkernya di Kecamatan Gunungsitoli, Walikota mendatangi sejumlah Pasar, Kantor Dinas, Kantor Kelurahan, Lokasi Pekerjaan Konstruksi, UPTD Puskesmas, Rumah Ibadah, serta membagikan bantuan kepada masyarakat dan balita penderita stunting.
Namun ada fakta mengejutkan yang menarik perhatian, dimana ternyata biaya Kunker Walikota Gunungsitoli disebut berasal dari 29 orang kepala desa dan 3 lurah aktif yang saat ini menjabat di Kecamatan Gunungsitoli.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurut informasi yang dihimpun media ini, untuk menanggung biaya Kunker Walikota Gunungsitoli setiap kepala desa dan lurah merogoh kantongnya sebesar Rp.750.000/orang. Maka jika ditotalkan, hasil yang terkumpul sebanyak 240 Juta rupiah.
Sementara untuk penyetoran, masing-masing kepala desa dan lurah mengirimkannya melalui rekening pribadi salah seorang kepala desa (Tuhemberua Ulu-red) bernama Murniati Ndraha.
Sebagai informasi, terendusnya kabar kepala desa dan lurah se-Kecamatan Gunungsitoli yang membiayai Kunker Walikota berawal dari beredarnya capture percakapan taken list WhatsApp group kepala desa dan lurah. Dalam capture, nama Camat dan Sekcam Gunungsitoli ikut disebut-sebut.
Dikonfirmasi wartawan, Camat Gunungsitoli Berkat Sepakat Hulu ST, MSP mengakui bahwa kepala desa dan lurah se-Kecamatan Gunungsitoli yang menanggung semua biaya Kunker Walikota Gunungsitoli. Meski begitu, ia mengkalim pengumpulan biaya atas kesepakatan Kepala Desa dan Lurah.
“Pengumpulan biaya Kunker Walikota itu berdasarkan kesepakatan bersama Kepala Desa dan Lurah, jadi bukan perintah saya,” ucap Berkat saat ditemui diruang kerjanya Jalan Pancasila, Desa Mudik, Senin (01/7/2024).
Berkat menerangkan, sebagai Kepala Pemerintahan Kecamatan dirinya hanya memfasilitasi pertemuan antara 29 Kepala Desa dan Lurah melalui rapat. Pertemuan di gelar sebelum Walikota Gunungsitoli melaksanakan Kunkernya.
” Tidak ada kutipan. Saya panggil semua kepala desa dan lurah, lalu bertanya bagaimana menyikapi Kunker Walikota. Saya juga menyampaikan, tentu dengan pimpinan datang tidak mungkin datang begitu saja. Disitulah mereka bersepakat mengumpulkan Rp.750.000/orang, jadi bukan paksaan,”tegas Gunungsitoli.
Bahkan sebelumnya, lanjut Berkat, rencana kegiatan Kepala Desa dan Lurah jauh lebih besar untuk mendukung Kunker Walikota Gunungsitoli.
“Pengumpulan biaya berdasarkan kesepakatan Kepala Desa dan Lurah, bukan permintaan saya. Kesepakatan dalam bentuk lisan, tidak ada notulen. Saya panggil mereka rapat ke kantor ini, dan kesepakatan merupakan hasil dari rapat,” timpal Berkat.
Saat ditanya apakah Pemerintah Kota Gunungsitoli tidak menyiapkan anggaran Kunker kepala daerah, Berkat memastikan bahwa tidak ada sehingga diambil rapat bersama kepala desa dan lurah.
“Tidak ada anggaran Kunker Walikota, makanya Kepala Desa dan Lurah di Kecamatan Gunungsitoli memberikan sumbangannya. Kalau untuk lima kecamatan lain saya tidak tahu ada hal serupa atau tidak, karena saya tidak menanyakan pula,” terang Berkat.
Diakhir keterangannya, Berkat menuturkan bahwa biaya yang terkumpul dari kepala desa dan lurah digunakan untuk membeli nasi bungkus dan mencetak sepanduk Kunker Walikota Gunungsitoli.
“Pelaksana Kunkernya hanya satu hari, yang di mulai sejak pagi hingga sore. Ada banyak objek dikunjungi Pak Walikota seperti kantor Kelurahan, Pasar, dan Puskesmas,” Pungkas Camat Gunungsitoli. (@mr)
Penulis : Afdika Permata Lase
Editor : Adhitya Eka