MATARAKYAT.info, MAKASSAR | Dugaan adanya nama-nama siswa susulan atau siswa siluman yang didistribusikan ke sekolah-sekolah yang ada di Makassar dan dianggap sebagai pelecehan pendidikan dan pembodohan publik.
Keprihatinan akan mutu pendidikan di Sulawesi Selatan kedepannya membuat reaksi beragam dari berbagai kalangan.
Hal tersebut juga diungkapkan Ketua Umum Perserikatan Journalist Siber Indonesia (Perjosi) Salim Djati Mamma, harusnya Disdik Sulsel bersih bersih dari KKN, penyakit lama setiap tahun itu itu saja, harusnya kasus PPDB tidak terulang ditahun ini dengan adanya kasus yang sama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bung Salim sapaan akrab Ketum Perjosi mengatakan, Disdik Sulsel harus transparan dan jika menyatakan penambahan rombel itu adalah keputusan final, takutnya itu adalah permintaan dari pihak-pihak yang keluarganya tidak lolos PPDB, karena ini bisa mengakibatkan kualitas siswa turun.
Bung Salim menambahkan, sebab selama ini tenaga pengajar sering dikeluhkan. Kenapa tidak melirik sekolah swasta yang menjerit mencari siswa, yang sepertinya dianaktirikan.
” Ada rombel, tenaga, perangkat, tinggal Disdik berikan jaminan kualitas dan biaya yang terjangkau karena menggunakan dana BOS”. Jelas Ketum Perjosi. (8/7/2024)
“Harusnya dana BOS lebih diperuntukan khusus untuk siswa-siswi, bukan dijadikan kegiatan untuk mendukung kepentingan pimpinan dengan menggunakan dana BOS yang mana bukan peruntukan untuk siswa-siswi” tegas Bung Salim.
Ketua Umum Perjosi juga meminta pihak Disdik Sulsel agar transparan dalam penambahan kuota peserta didik, sekolah mana saja yang mendapatkan penambahan kuota atau rombel harus disampaikan ke publik melalui media agar tidak menjadi bola panas bergulir dimasyarakat. (@mr)
Penulis : Merna Abbas
Editor : Adhitya Eka