Oknum Salah Satu Dokter Ahli Penyakit Dalam Dan Bedah di RS Bhayangkara Makassar Diduga Lakukan Malpraktik

- Editor

Kamis, 4 Juli 2024 - 01:53 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

MATARAKYAT.info, MAKASSAR | Bakri orang tua korban Malpraktek Dirumah sakit Bhayangkara menjelaskan awalnya  saat anaknya Nurfitriyani saat akan mendapatkan tindakan operasi.

Dimana kasus yang menyita perhatian bagi masyarakat hingga tokoh agama muncul dipermukaan setelah keluarga korban bernama, Nurfitriyanti yang didampingi orang tuanya Bakri menjelaskan kronologi rentetan dugaan malapraktik yang dialami anaknya ( Nurfitriyanti )

Korban Nurfitriyanti ( 20 ) Sebelum menjalani operasi dimana keterangan dari keluarganya, Nur mendatangi RS Bhayangkara bersama orang tuanya, dimana maksud kedatangannya untuk memeriksa sakit yang dialami Nur pada akhir Mei 2024.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Setibanya nNr barsama orangtuanya di RS Bhayangkara tepatnya di IGD bertemu dengan salah satu petugas (Perawat) dimana perawat tersebut langsung melakukan pemeriksaan kepada Nur terkait penyakit yang dideritanya.

Dengan gesitnya perawat tersebut melakukan tindakan kepada Nur melalui USG dimana keterangan dari hasil USG tersebut terdapat sebuah penyakit Batu Empedu adapun bukti dari hasilnya itu tertera pada foto dan selebaran surat yang sudah dicamtumkan tanggalnya yakni tanggal 3 Juni 2024.

Bakri orang tua korban menuturkan kronologis nurfitriyani akan mendapatkan tindakan operasi, berawal pada tanggal 16 April 2024 masuk RS Bhayangkara dengan keluhan panas dingin. Namun setelah USG ternyata ada batu empedunya, akhirnya pada tanggal 20 April 2024 Nur keluar dari RS Bhayangkara.

Namun pada akhir Mei 2024 Nur  masuk RS lagi dengan keluhan sakit perut, pas USG (empedu, kista). Pada tanggal 4-5 Juni 2024 Nur keluar dari rumah sakit.

Pada tanggal 11 Juni 2024 Nur kontrol dan rencana di USG tanggal 13 Juni 2024. Namun pada tanggal 12 Juni 2024 Nur masuk RS lagi dengan keluhan sesak dan sakit perut, saat di IGD ketemu dokter bilang besok operasi jam 12 siang tapi operasinya malah dilakukan pagi hari.

” Nahh..kan  tidak ada hasil USG baru sebelum operasi, setelah masuk diruangan operasi tiba-tiba petugas keluar memanggil orangtua Nurfitriyanti masuk dalam ruangan operasi ” tutur Bakri.

Orangtua tua Nur masuk kedalam ruangan operasi dan dokter bilang “ini empedunya sama kistanya ndak bisa diangkat ” jelas dokter.

Setelah operasi, Nur ditempatkan diruangan ICU selama sehari dan kemudian dipindahkan kekamar perawatan, tapi dokternya tidak nongol-nongol.

Sampai tanggal 18 Juni 2024  pasien diperbolehkan pulang, dokternya tidak nongol juga malah asisten dokter yang selalu nongol.

BACA JUGA :  Tidak Ada Anggaran, Kunker Walikota Gunungsitoli Dibiayai Kepala Desa dan Lurah

Pada tanggal 24 Juni 2024 Nur mengalami sesak dan jahitannya dibagian pusar terlepas, akhirnya kami bawa Nur  ke RS Siloam tapi ditolak karena sudah dibedah, jadi kami kembali ke RS Bhayangkara tapi kami juga ditolak dengan alasan  banyak pasien tidak ada tempat. Saat itu ibu Nur sempat cekcok dengan perawat. ” Kenapa ditolak? sedangkan anak saya di operasi disini (RS Bhayangkara) ” tanya ibu Nur kepada perawat.

Akhirnya diterima, Nurfitriyanti kemudian diperiksa diatas mobil oleh seorang dokter, sekitar pukul 23.00 WITA Nur masuk kedalam rumah sakit.

Dokter tidak pernah nongol-nongol, pada tanggal 29 Juni 2024  skitar pukul 12.00 WITA jahitannya dibuka. Namun sekitar pukul 20.00 WITA keluar darah dari jahitan yang telah dibuka mungkin karena belum kering.

Setelah mengalami pendaharan Nur lemas dan masuk keruangan ICU sekitar Pukul 3-4 dini hari. Tanggal 30 Juni 2024 selepas Shalat Maghrib Nur tidak bisa diajak bicara karena dipasangkan selang dihidung dan mulut karena jantung dan nadi tidak stabil.

Akhirnya pada tanggal 2 Juli 2024 sekitar pukul 07.15 WITA Nurfitriyanti menghembuskan nafas terakhirnya.

Kasus dugaan terjadinya malapraktik yang dilakukan oleh salah satu oknum dokter ahli penyakit dalam dan bedah berinisial, (ER.S) yang bertugas di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar viral.

Tak tanggung-tanggung, akibat tindakan yang diduga menyalahi prosedur ( SOP ) tersebut, korban Nurfitriyanti (20) harus dirawat di ICU RS Bhayangkara sekitar 2 hari lamanya dan akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya pada selasa 02 Juli 2024 sekitar pukul 07:15 WITA.

Setelah dilakukan operasi dan mengalami jahitan yang sangat panjang lalu mengakibatkan korban Nur menjadi lemah dan akhirnya meninggal dunia.

Orangtua Almarhum Nurfitriyani meminta kepada pihak rumah sakit Bhayangkara kota Makassar agar segera bertanggung jawab terkait adanya dugaan malpraktek yang mengakibat salah satu pasien meninggal dunia.

” Terkhusus pihak yang terkait agar segera mengambil langkah tegas dalam kasus dugaan terjadinya malpraktek yang dilakukan oleh salah seorang dokter ahli penyakit dalam dan bedah di rumah sakit Bhayangkara agar tidak ada lagi dokter dokter seperti ini yang dapat meresehakan para keluarga pasien,”Pungkas Bakri. (@mr)

Penulis : Irfan Buser

Editor : Adhitya Eka

Berita Terkait

Tabrak Beton Jembatan Seorang Pengendara Sepeda Motor di Medan Tewas di TKP
Sambut Hari Lalu Lintas ke-69 Satlantas Polres Langkat Bersama PMI Gelar Bakti Sosisal Donor Darah
Sat Lantas Polrestabes Medan, Melaksanakan Pengaturan Lalin di Persimpangan Jalan Pemuda Kota Medan
Berita Dugaan Pungli di Kwaran Simbang Itu Tidak Benar, Ini Penjelasan Ketua Kwaran Simbang
Insiden Pekerja Bangunan Proyek Pembangunan Puskesmas Bontoa yang Terjatuh, Ini Penjelasan Direktur CV Diaz Putra Jaya
Kapolres Pelabuhan Belawan Pimpin Apel Gelar Simulasi Sispamkota Operasi Mantap Praja 2024
Musda ke XVIII Hipmi Jaya, Rifki Auliya : Ini Merupakan Kemenangan Bersama dan Nyata Untuk HIPMI Jaya Kedepan
Penjabat Gubernur Sulsel Prof Dr Zudan Arif : Digitalisasi Pemerintahan Itu Kebutuhan, Bukan Pilihan

Berita Terbaru

Berita Terkait

Sabtu, 7 September 2024 - 13:15 WITA

Tabrak Beton Jembatan Seorang Pengendara Sepeda Motor di Medan Tewas di TKP

Sabtu, 7 September 2024 - 01:50 WITA

Sambut Hari Lalu Lintas ke-69 Satlantas Polres Langkat Bersama PMI Gelar Bakti Sosisal Donor Darah

Jumat, 6 September 2024 - 15:41 WITA

Sat Lantas Polrestabes Medan, Melaksanakan Pengaturan Lalin di Persimpangan Jalan Pemuda Kota Medan

Jumat, 6 September 2024 - 11:15 WITA

Berita Dugaan Pungli di Kwaran Simbang Itu Tidak Benar, Ini Penjelasan Ketua Kwaran Simbang

Rabu, 4 September 2024 - 14:58 WITA

Insiden Pekerja Bangunan Proyek Pembangunan Puskesmas Bontoa yang Terjatuh, Ini Penjelasan Direktur CV Diaz Putra Jaya

Senin, 2 September 2024 - 04:54 WITA

Musda ke XVIII Hipmi Jaya, Rifki Auliya : Ini Merupakan Kemenangan Bersama dan Nyata Untuk HIPMI Jaya Kedepan

Senin, 2 September 2024 - 04:41 WITA

Penjabat Gubernur Sulsel Prof Dr Zudan Arif : Digitalisasi Pemerintahan Itu Kebutuhan, Bukan Pilihan

Sabtu, 31 Agustus 2024 - 14:21 WITA

Jelang Pilkada Serentak 2024, Lima Kapolsek di Makassar Bergeser

Berita Terbaru

Berita

Salurkan Bantuan, Pemkab Bantaeng Kirim Air Bersih ke Wajo

Minggu, 5 Mei 2024 - 17:34 WITA

Berita

Dinkes Bantaeng Gelar Pemeriksaan Kesehatan untuk Pemudik

Selasa, 9 Apr 2024 - 15:13 WITA

Opini

Partai Politik dan Hak Angket, Perspektif dalam Ilmu Politik

Minggu, 31 Mar 2024 - 15:07 WITA

Berita

Kadis Kominfo Jeneponto Hadiri Musyawarah Lokal ke-IX ORARI

Sabtu, 23 Des 2023 - 18:36 WITA

Berita

Pastikan Aman, Kapolres Bulukumba Cek Gudang Logistik KPUD

Sabtu, 2 Des 2023 - 18:05 WITA

Berita

Diskominfo Pangkep Laksanakan Sosialisasi Website KIM

Kamis, 30 Nov 2023 - 13:33 WITA

Berita

Pemkab Pinrang Gelar Upacara Peringatan HUT PGRI dan Korpri

Kamis, 30 Nov 2023 - 07:25 WITA

Berita

Gelar Rapat Paripurna, Ada 4 Orang Anggota DPRD Pinrang PAW

Kamis, 23 Nov 2023 - 14:04 WITA

Berita

Lantik PAW PPS Kelurahan Onto, Ini Pesan KPU Bantaeng!

Kamis, 23 Nov 2023 - 11:33 WITA