MATARAKYAT. info, MAKASSAR | PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (Sulselrabar) mengakui pemadaman bergilir listrik diakibatkan kurangnya pasokan air dan kekeringan ekstrem yang terjadi di beberapa daerah tertentu di Sulawesi Selatan (Susel).
Manajer Komunikasi dan TJSL PLN UID Sulselrabar, Ahmad Amirul Syarif mengaku, PT PLN (Persero) sudah melakukan berbagai upaya untuk terus meningkatkan pasokan listrik sehubungan dengan kondisi kelistrikan di Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel).
PLN terpaksa melakukan manajemen beban akibat cuaca ekstrim, khususnya panas yang berkepanjangan sehingga mengakibatkan kondisi debit air yang menjadi sumber utama Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) turun drastis dan mengakibatkan berkurangnya pasokan listrik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Beberapa hari terakhir, hujan telah turun namun belum bisa sepenuhnya memulihkan pasokan bagi PLTA. Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) juga masih terus dilakukan, khususnya di daerah tangkapan air di sekitar lokasi PLTA,” jelasnya saat dihubungi melalui whatsappnya, Minggu 26 November 2023.
Menurut dia, sistem kelistrikan Sulbagsel sangat bergantung pada sumber listrik dari PLTA, yaitu sebesar 33 persen dari total pasokan listrik. Di sisi lain, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang dimaksimalkan produksinya secara terus menerus juga perlu menjalani maintenance (Pemeliharaan) sehingga manajemen beban harus dilakukan.
“PLN terus mengupayakan penambahan pembangkit dan mengoptimalkan sistem interkoneksi sistem kelistrikan Sulbagsel yang terhubung mulai dari Sulawesi Selatan daratan, Sulawesi Barat, Palu (Sulawesi Tengah) dan Sulawesi Tenggara daratan sehingga bisa saling menopang,” urainya.
Diketahui, saat ini penambahan pembangkit yang sudah sinkron adalah sebesar 30 MW. Kemudian akan masuk lagi tambahan 50 MW pada akhir Desember 2023. PLN juga sedang lakukan percepatan penambahan pembangkit Inter Temporary Capacity di Punagaya sebesar 200 MW yang ditargetkan masuk sistem pada Maret 2024.
“PLN memohon maaf terkait manajemen beban yang dilakukan, dan kami berharap masyarakat bersedia bahu membahu dengan menurunkan penggunaan pemakaian listrik sehari-hari, sambil menunggu pemulihan sistem kelistrikan,” harapnya.
Dampak kekurangan pasokan listrik dirasakan juga pabrik smelter yang beroperasi di wilayah Sulselrabar. Tak sedikit pihak smelter harus mengurangi produksinya demi memenuhi kebutuhan pasokan listrik masyarakat umum.
“Untuk mengurangi dampak dan durasi padam, PLN mohon dukungan masyarakat untuk sementara waktu ini agar bersama-sama mengurngi pemakaian listriknya sekitar 30 persen selama masa pemulihan pembangkit,” pungkasnya.
Ia mengaku, sejauh ini 60 persen aktivitas produksi terpaksa dihentikan sementara, sembari menunggu daya listrik kembali normal. “Kami mengurangi pemakaian daya listrik, supaya bisa mengurangi pemadaman bergilir listrik. Produksi kami turunkan sampai 60 persen,” tuturnya.
Pihaknya memang sudah mengurangi daya listrik berdasarkan permintaan PLN sampai listrik tenaga air betul-betul kembali normal. Ia berharap dengan intensitas hujan saat ini dapat memenuhi pasokan air sebagai sumber pembangkit listrik tenaga air.
Secara khusus ia menyampaikan terimakasih kepada PLN dan masyarakat Kabupaten Bantaeng atas kesabaran dan pengertiannya selama pemadaman bergilir listrik.
“Kita semua berharap intensitas hujan mencukupi untuk kebutuhan pasokan listrik. Terimakasih untuk PLN sudah bekerja maksimal menyediakan pasokan listrik selama ini,” tutupnya.
Penulis : Ikbal
Editor : Redaksi