MATARAKYAT.info, BANTAENG | Corporate Social Responsibility (CSR) Huadi untuk pelaku usaha pembibitan rumput laut semakin dirasakan manfaatnya.
CSR yang disalurkan lewat Yayasan Bantaeng Lestari Sejahtera (Bastra) itu telah membuahkan hasil yang maksimal.
Sebab dari 50 bentangan yang diturunkan telah menghasilkan dua kali lipat lebih atau berkisar 4 quintal lebih.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Alhamdulillah, kami rasakan bahwa pemanfaatan CSR rumput laut dalam tahap uji coba sudah ada hasil. Saya tegaskan bahwa kami masyarakat di dusun Kayu Loe ini sudah ada kami rasakan,” kata Dg. Liwang, Ketua Kelompok Tani Rumput Laut saat ditemui belum lama ini.
“Saat ini kan pengembangan dan sudah ada hasil, harapan kami kedepan ada pengembangan kelompok di desa papan loe ini khususnya. Ada keberlanjutan dan ada sentuhan selain rumput laut itu,” tambah Dg. Liwang.
Daeng Liwang juga menepis isu yang sempat merebak soal gagal panen rumput laut beberapa waktu lalu. Ada yang menduga bahwa kegagalan ini akibat limbah slag.
Padahal, menurut Dg Liwang, hasil observasinya menunjukkan bahwa bukan hanya Bantaeng saja yang mengalami gagal panen rumput laut.
“Saya jujur, kemarin kegagalan rumput laut, bukan hanya di Kabupaten Bantaeng saja, tapi ada juga di daerah lain. Jadi saya bisa bilang bahwa dampak limbah ini bukan penyebab kegagalan kemarin,” ujar Dg. Liwang.
Ia menambahkan, jika isu itu benar adanya, pasti 50 bentangan yang diturunkan ke laut ini akan mengalami kegagalan. Namun faktanya, meski berada di dekat Jety yang kini ditimbun limbah slag, namun rumput laut tetap berproduksi.
“Kita sudah lihat limbah slag yang digunakan untuk penimbunan itu dekat dengan lokasi pembibitan. Nah sekarang hasilnya yang tadinya 50 bentangan dikembangkan menjadi 100 bentangan, dan sudah ada juga yang dijual sekitar 38 kilogram. Secara produktivitas itu ada hasil,” jelas Dg. Liwang.
Sementara itu, Community Development HBIP, Andi Dwi Fitra Kusuma menyebut, saat ini bibit rumput laut yang diturunkan ke lahan sudah 100 bentangan.
“Awalnya itu kan percontohan, Daeng Liwang turunkan 50 bentangan dan sudah panen. Dan sekarang bibit rumput laut diturunkan lagi sebanyak 100 bentangan,” kata Dwi.
Dwi juga berharap agar budidaya rumput laut ini bisa semakin efektif dan berproduksi maksimal.
Diberitakan sebelumnya, Dwi Kusuma menyebut satu lahan menampung sekira 200 bentangan rumput laut. Namun pada tahap awal, petani rumput laut yang diberdayakan, menurunkan bibit sebanyak 50 bentangan.
“CSR pembangunan lahan budidaya rumput laut (pembibitan) HBIP kapasitas 200 bentangan isi 50 bentangan. Satu bentangan itu sama dengan 15 depa atau berkisar 27 meter,” ujar Dwi pada Selasa (11/10/2023) lalu.
Dwi juga menegaskan bahwa proses budidaya rumput laut ini, sama halnya dengan program lainnya, yakni betul-betul ada pelibatan warga.
Community Development HBIP berharap dengan adanya program ini, mampu menambah penghasilan tambahan bagi warga setempat di sekitar KIBA. (ikbal/mr)