MATARAKYAT.info, JENEPONTO | Kementerian Pertanian fokus meningkatkan SDM pertanian, termasuk juga meningkatkan kualitas petani. Kementerian Pertanian ingin menghadirkan SDM-SDM unggul dan berkualitas yang bisa mendukung pengembangan pertanian. Oleh karena itu, Kementan memaksimalkan program-program pemberdayaan petani.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menyampaikan pentingnya peningkatan kualitas SDM. “Faktor pengungkit utama dalam peningkatan produktivitas adalah SDM. Jadi, jika ingin meningkatkan produktivitas pertanian, harus tingkatkan dahulu kualitas SDM-nya,” kata Dedi.
Dedi mengatakan, peningkatan kualitas SDM ini juga dilakukan melalui program Rural Empowerment and Agriculture Development Scalling-up Initiative disingkat READSI. “Oleh karena itu, Kelompok tani program READSI harus bisa menyerap ilmu sebanyak-banyaknya untuk diterapkan dilahan masing masing petani.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sehubungan dengan hal tersebut, Dinas Pertanian Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan mulai menjalankan program READSI dengan melaksanakan pelatihan melalui kegiatan Sekolah Lapang (SL) Komoditas Padi,Jagung, dan Bawang Merah, yang diselenggarakan Selasa, Rabu 15,16 Agustus 2023 diantaranya di Kelompok Tani Sunggumanai Desa Arungkeke Kec. Arungkeke dan di Kelompok Tani Tabassi 2 Desa Paitana Kec.Turatea dengan pokok bahasan terkait Pengendalian Hama dan Penyakit pada Tanaman.
Hadir pada kegiatan ini Kepala Bidang Penyuluhan Dinas Pertanian Kabupaten Jeneponto Noer Ibrah Ibrahim,SP.M.Si, Supervisi Penyuluh Kabupaten Hj.Suciati,SP, Koordinator BPP Arungkeke Hj. Herniwati, SP, Kood. BPP Turatea Kamaluddin, SP, Penyuluh Pertanian, serta seluruh anggota kelompok tani.
Pada kesempatan ini Ibrah mengatakan bahwa melalui program READSI ini diharapkan petani menunjukkan dedikasi dan komitmen yang tinggi sehingga kelompok tani bisa menjadi sangat efektif dalam meningkatkan produktivitasnya. Aset yang paling berharga dari suatu kelompok tani adalah orang-orang yang bekerja di dalamnya yang ditunjukkan dengan adanya perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap mental, kreativitas, motivasi, dan kemampuan bekerja sama.
Tujuan jangka pendek program ini adalah memberdayakan rumah tangga tani di pedesaan baik secara individu maupun secara kelompok, dengan keterampilan, membangun rasa percaya diri dan pemanfaatan sumberdaya untuk meningkatkan pendapatan dari sektor pertanian serta meningkatkan pendapatan dan taraf hidupnya secara berkelanjutan.
Pada kesempatan ini pula fasilitator sekaligus PPL setempat Muh.Yunus S.Pt dan Slamet Riyanto,SP menganjurkan tindakan pengendalian hama dan penyakit secara terpadu (PHT). PHT merupakan suatu sistem pengelolaan populasi hama dengan menggunakan seluruh teknik yang cocok secara terpadu untuk mengurangi populasi hama dan penyakit serta mempertahankannya pada tingkat di bawah jumlah yang dapat menimbulkan kerugian (ambang ekonomi).
Setelah pelaksanaan Sekolah Lapang diharapkan adanya keberlanjutan petani tetap menggunakan dan menerapkan GAP (Good Agricultural Practise), budidaya pertanian maju, ramah lingkungan, baik dan benar serta aman dikonsumsi. (hm/mr)