MATARAKYAT.info, SINJAI | Perekrutan Calon Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sinjai, Provinsi Sulawesi Selatan memasuki 20 Besar dari hasil tes Computer Assisted Test (CAT) dan Psikologi yang diikuti 50 peserta. Hanya saja, perekrutan Komisioner KPU Sinjai tersebut diduga sarat kepentingan.
Bahkan, Tim Seleksi calon Komisioner KPU Sinjai diduga tidak independen dalam menjalankan tugas untuk menghasilkan calon komisioner KPU yang mumpuni untuk menjalankan agenda Pemilu serentak 2024. Sebab, dugaan titipan peserta itu muncul saat memasuki 20 besar.
Salah satu peserta calon Komisioner KPU Sinjai, Jumardi mengatakan dugaan calo dalam perekrutan penyelenggara pemilu itu penuh intrik dan lobi untuk menentukan peserta calon komisioner KPU Sinjai untuk maju dan lolos ke 20 besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Jumardi menegaskan dari 20 besar peserta yang lolos beberapa diantaranya diduga direkomendasikan dan dititip oleh calo untuk memuluskan langkah serta melenggang ketahap selanjutnya. Anehnya lagi, ada jatah-jatahan yang direkomendasikan oleh calo tersebut.
“Ada sistem jatah-jatahan terstruktur yang dilakukan oleh tim seleksi calon komisioner KPU Sinjai yang diduga dimainkan oleh calo,” ujar Jumardi kepada awak media, senin (26/6/2023).
Jumardi menceritakan, awal mendaftar sebagai calon Komisioner KPU Sinjai, dia diberi rekomendasi oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) untuk membangun komunikasi melalui jalur kelembagaan tersebut.
Namun, dalam perjalanannya salah satu Tim Seleksi (Timsel) berinisial IS diminta untuk berkomunikasi kepada seseorang berinisial NA.
Dari arahan IS tersebut, dirinya mulai melakukan komunikasi dengan NA. Alhasil, saat dilakukan treking identitas person ternyata NA bukanlah timsel calon komisioner KPU Sinjai melainkan diduga sebagai calo komisioner untuk meloloskan jatah masuk ke 20 besar.
Menurut Jumardi, hal ini pula dikuatkan oleh salah senior di HMI yaitu Dr. Ir. Natsar Desi yang mengaku bahwa ada 4 slot yang dimiliki salah satu Tim Seleksi Komisioner KPU Sinjai yakni IS.
“Setelah saya konfirmasi, ternyata benar ada 4 slot jatah IS yang berasal empat orang yang diduga calo berinisial NA, MH, AS, dan MN,” beber Jumardi.
Lebih lanjut Jumardi mengatakan, dirinya kembali meminta kepada senior HMI (Natsar-red) agar berkomunikasi kepada IS agar mempertanyakan alasan dirinya tak lolos ke 20 besar. Jawabannya, dari 10 kader HMI yang diperjuangkan peserta calon komisioner atas nama Jumardi masuk perangkingan 7 sehingga tidak bisa lolos.
“Kalo seperti ini sistem perekrutan calon Komisioner KPU Sinjai yang dijalankan oleh Timsel maka yakin dan percaya penyelenggaraan demokrasi akan pincang dan berpihak sehingga nilai-nilai independensi pudar dengan sendirinya,” ungkap Jumardi.
Jumardi berharap agar Timsel calon Komisioner KPU Sinjai benar-benar independen dan bersih dari praktek-praktek yang tidak benar dan menghindarkan diri conflict of interest (konflik kepentingan) karena ini bisa berdampak pada pelaporan kode etik dan hukum.
Sehingga, IS disarankan untuk segera mengundurkan diri dari posisinya sebagai tim seleksi calon Komisioner Kabupaten Sinjai agar tidak menabuh kotoran dan percikan ketidakadilan pada penyelenggara yang terpilih.
“Kami meminta KPU RI dan Komisi II DPR RI agar turun tangan dan bersikap tegas terhadap timsel di Sulsel. Kita ingin agar proses berdemokrasi kita benar-benar sehat dan tidak dikotomi dengan kepentingan jahat,” pinta Jumardi.
Sementara itu, salah satu Tim Seleksi Komisioner KPU Sinjai berinisial IS yang dikonfirmasi via WhatsApp enggan menjawab dan memilih bungkam. (luna/mr)