MATARAKYAT.info, MAROS | Proyek Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Maros berupa proyek rekonstruksi bangunan pelimpahan Talud Sungai Galaggara Kelurahan Mattirodeceng Kecamatan Lau Kabupaten Maros dengan anggaran sebesar 3,3 M lebih dengan waktu pelaksanaan dari bulan April sampai dengan Oktober 2023.
Pekerjaan tersebut tentu dimaksudkan sebagai pengaman sungai dari longsor, namun sayangnya pelaksanaan proyek tersebut dinilai bermasalah.
Ismail Tantu aktivis Lemkira Indonesia mengungkapkan bahwa dari laporan masyarakat dan pemantauan kami dilapangan didapati beberapa hal yang kami anggap janggal, pertama adanya pekerjaan talud yang dipasang diatas bronjong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal ini menimbulkan pertanyaan bagaimana suatu konstruksi dibangun diatas bronjong yang labil, terkait hal ini kami akan mempertanyakan dengan pihak Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Maros atau pihak konsultan perencana atau pengawas dengan model seperti itu.
Kedua kami dapati material pasir yang digunakan kami nilai mengandung tanah, hal ini tentu berdampak pada kualitas campuran biasanya tidak tahan karena berkurangnya daya rekat semen apalagi pekerjaan ini berada di sungai dan yang ketiga air yang digunakan untuk mengaduk campuran menurut keterangan yang kami peroleh bahwa air yang digunakan adalah air sungai yang ada di lokasi, biasanya mengandung garam apalagi diawal musim kemarau.
Menggunakan air yang mengandung garam tentu dapat mempengaruhi kualitas campuran dengan kata lain kualitas bangunan kurang baik.
Dari beberapa hal diatas secara umum kami menilai proyek rekonstruksi bangunan pelimpahan Talud Sungai Galaggara diduga kuat menyalahi spesifikasi sehingga berpotensi merugikan keuangan negara, oleh sebab itu pihak Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Maros agar melakukan pengawasan yang lebih ketat, evaluasi pekerjaan jika tidak sesuai spesifikasi maka bongkar saja ! (anca/mr)