MATARAKYAT.info | Menatap Pemilu 2024 yang akan datang, ada beberapa hal potensial dan akan menjadi konsekuensi ideal apabila terwujud. Dewasa ini golongan usia yang paling banyak mengemukakan pendapat dihadapan publik adalah anak muda.
Kesadaran yang tinggi ini dan pandangan mereka terhadap politik hal yang paling menarik untuk dibahas. Pemuda cenderung tertarik pada isu-isu yang langsung memengaruhi kehidupan mereka, seperti Korupsi, lapangan kerja, pendidikan, lingkungan, dan kebebasan berpendapat.
Keterwakilan pemuda di parlemen pada periode ini terbilang masih sedikit, berdasarkan dari penelian dari lipi bahwa di DPR RI saja perwakilan pemuda hamya diangka 4% saja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Saat ini ada banyak pemuda yang masih asing terhadap partai-partai politik, ketertarikan mereka terhadap partai politik tidak begitu baik, namun apabila di integrasikan atau di asosiasikan terhadap personal maka mereka lebih mendukung hal tersebut.
Pemuda adalah kelompok yang terhubung secara digital, mereka aktif di media sosial dan berpartisipasi dalam diskusi politik online. Pemuda mungkin cenderung mendukung kandidat atau partai yang efektif dalam memanfaatkan media sosial dan teknologi digital untuk berkomunikasi dengan mereka dan memperjuangkan isu-isu yang penting.
Pemuda bisa merasa lebih terhubung dan terwakili oleh kandidat yang berasal dari generasi mereka sendiri atau memiliki rekam jejak yang kuat dalam memperjuangkan isu-isu pemuda.
Kandidat muda yang muncul dengan visi dan ide-ide segar dapat menarik perhatian pemuda dan mendapatkan dukungan mereka. Pemuda cenderung mencari kandidat yang dianggap memiliki kredibilitas dan integritas tinggi. Mereka akan cenderung mendukung kandidat yang dianggap jujur, transparan, dan memiliki rekam jejak yang baik dalam melayani masyarakat.
Kepercayaan politik pemuda akan lahir pada figure-figur pemuda juga, nilai pada seorang individu lebih mudah mereka baca dibanding dengan kekelompokkan tertentu.
Maka untuk meminimalisir golongan putih dari kalangan pemilih pemula maka perlu dirasa setiap partai untuk memberdayakan dan mendorong serta support terhadap caleg-caleg muda mereka agar mampu mendorong peningkatan partisipasi politik di tahun 2024 mendatang.
Fenomena yang terjadi pada pemuda saat ini dijelaskan sebagai alienasi yakni keterasingan, keterasingan pada politik pada konteks masalah saat ini bisa diatasi dengan menyodorkan sesuai minat dan kebutuhan agar meningkatkan interest terhadap per politikan Indonesia dan diharapkan bisa meningkatkan jumlah partisipasi politik.
Pemuda yang aktif dalam partisipasi politik, seperti bergabung dengan organisasi politik pemuda, gerakan sosial, atau kampanye sukarelawan, cenderung lebih terlibat dalam proses pemilihan.
Pemuda yang merasa terlibat secara langsung dalam politik akan memiliki kecenderungan untuk mendukung kandidat atau partai yang sejalan dengan nilai-nilai dan tujuan mereka.
Namun, perlu dicatat bahwa alineasi pemuda dalam kontestasi politik konstitusi bersifat dinamis dan dapat bervariasi di antara individu.
Tidak semua pemuda akan memiliki pola pikir atau preferensi politik yang serupa. Faktor-faktor di atas hanyalah beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi alineasi pemuda, namun setiap pemilih pemuda akan memiliki pertimbangan individu dan penilaian sendiri dalam memilih kandidat atau partai politik.
Penulis : Ahmad Wady Muhazzir (Peserta Advance Training HMI Badko Sulselbar)