MATARAKYAT.info, MAGELANG | Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menekankan para santri sebagai salah satu penggerak ekonomi kreatif (ekraf) memahami pentingnya branding sebagai salah satu kekuatan produk agar dapat dikenal sehingga menarik minat masyarakat luas.
Menparekraf Sandiaga saat hadir di acara “Gerakan Usaha Kreatif-Santripreneur Go Digital” di Pondok Pesantren Roudlotut Thullab, Magelang, mengatakan, ada banyak contoh produk yang bisa menjadi acuan karena kuatnya branding. “Tanpa kita harus menyebut nama, dari tagline-nya saja kita sudah tahu akan brand tersebut,” kata Menparekraf Sandiaga, Jumat (19/5/2023).
Pemahaman akan hal seperti inilah yang diinginkan Menparekraf agar sepenuhnya dikuasai oleh para santri sebagai salah satu penggerak ekonomi kreatif tanah air. Terlebih Pondok Pesantren Roudlotut Thullab memiliki ragam produk ekonomi kreatif unggulan, misalnya Kopi Papupa yang dalam produksi dan pemasarannya turut melibatkan para santri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Melalui pelatihan yang menjadi bagian dari program Santri Digitalpreneur ini para santri diharapkan terus tumbuh sebagai penggerak usaha kreatif. “Acara ini bertujuan untuk meningkatkan soft skill, Kemenparekraf serius untuk dapat memberi nilai tambah terhadap ekonomi kreatif terutama melalui para santri. Kami ingin menciptakan produk-produk kebanggaan dari para santri,” kata Sandiaga.
Para santri, kata Sandiaga, merupakan bagian dari tulang punggung dalam pencapaian Indonesia Emas 2045. Para santri dengan kapasitas dan kapabilitas yang mumpuni di era digital, potensial menjadi generasi produktif.
“Saya berharap santri akan menjadi yang terdepan, menjadi lokomotif karena tugas kita adalah menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru di tahun 2024,” kata Sandiaga.
Menparekraf Sandiaga dalam kesempatan tersebut mengapresiasi Kopi Papupa sebagai salah satu produk ekonomi kreatif andalan santri Ponpes Roudlotut Thullab.
Menparekraf mendukung agar para santri dapat terus memperkuat kekuatan produk dan pemasaran dengan inovasi, adaptasi, dan kolaborasi dengan menerapkan FAST (Fathonah, Amanah, Shidiq, Tabliq).
Bentuk dukungan lainnya, Menparekraf mencetuskan ide penguatan tagline Kopi Papupa. Sebelumnya kopi ini telah memiliki tagline “Semacam Cuilan Surga”. “Boleh ya kalau saya tambahkan, ‘Kopi Papupa, Enaknya Nggak Bikin Lupa’,” kata Sandiaga. Sontak hal ini langsung mendapat sambutan hangat dari para santri dan peserta pelatihan yang hadir.
Kopi Papupa sendiri merupakan produk olahan yang dihasilkan dengan melibatkan para santri. Biji kopi didatangkan dari Temanggung, namun penggilingan dan roasting sepenuhnya dilakukan di tempat pengolahan yang ada di sekitar ponpes.
Produk yang telah dirilis sejak tahun 2017 itu kini telah dipasarkan ke berbagai daerah yang salah satu pemasarannya melalui e-commerce. Dalam seluruh proses tahapan dari produksi hingga penjualan Kopi Papupa melibatkan para santri.
Pengasuh Ponpes Roudlotut Thullab, KH Ahmad Said Asrori megapresiasi dukungan dari Menparekraf Sandiaga dalam pengembangan ekonomi kreatif di Ponpes Roudlotut Thullab.
Terutama dalam pemberdayaan para santri untuk menjadi seorang entrepreneur. Ia berharap melalui pelatihan ini akan memperkuat kemampuan para santri sebagai entrepreneur.
“Sejak dulu pesantren itu lebih dikenal mandiri, melakukan usaha-usaha untuk mencukupi kebutuhan mereka. Bahkan juga bagaimana tidak sekadar cukup, tapi bisa berlebih sehingga bisa memberikan manfaat kepada orang lain,” ujar Kyai Said.
Dia pun senang para santri maupun alumninya sudah melakukan usaha kreatif tersebut. Dalam pelatihan itu turut hadir para alumni Ponpes yang sebagian juga menjadi seorang entrepreneur.
“Para alumni sudah melakukan ikhtiar usaha itu. Pak Menteri memberikan tambahan dorongan yang sangat kuat, memberikan ilmu, pengalaman dibagikan kepada santri alumni dalam hal bidang ekonomi, apalagi kita sudah masuk era digital ini,” ujar Kyai Said.
Turut hadir mendampingi Menparekraf Sandiaga di kesempatan itu, Direktur SDM Ekraf Kemenparekraf/Baparekraf, Alexander Reyaan; serta Plt. Direktur Utama Badan Otorita Borobudur, Agustin Perangin-Angin. (ryd/mr)