MATARAKYAT.info, JAKARTA- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap 25 orang yang terjaring dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) terkait kasus dugaan korupsi proyek kereta api Trans Sulawesi. Penangkapan ini dilakukan di empat kota berbeda.
“KPK berhasil mengamankan para pihak terkait kasus ini sekitar 25 orang. Penangkapan dilakukan di Semarang, Jakarta, Jawa Barat dan Surabaya,” kata Kabag Pemberitaan KPK, Ali Fikri dalam keterangannya, Rabu, 12 April 2023.
Kepala Balai Teknis Perkeretaapian Kelas 1 Wilayah Jawa Bagian Tengah, Putu Sumarjaya dan tiga orang telah tiba di gedung merah putih KPK.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membenarkan salah satu dari orang yang diamankan dalam operasi tangkap tangan (OTT) di Semarang adalah Kepala Balai Teknis Perkeretaapian Kelas 1 Wilayah Jawa Bagian Tengah, Putu Sumarjaya.
Saat ini Putu dan tiga orang lainnya yang juga terjaring OTT di Semarang sudah tiba di gedung Merah Putih. Total yang ditangkap empat orang.
“Empat orang yang ditangkap sudah tiba di gedung Merah Putih KPK,” kata Juru Bicara Penindakan dan Kelembagaan KPK, Ali Fikri, dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu.
Menurut Ali Fikri keempat orang tersebut langsung menjalani pemeriksaan di lantai 2 gedung Merah Putih, Kuningan, Jakarta Selatan. Adapun rombongan tim KPK yang melakukan OTT di Semarang tiba di gedung Merah Putih sekitar pukul 06.02 WIB.
Rombongan terdiri dari empat minibus. Mereka dijaga dengan dua mobil patroli dan pengawal (Patwal). Ali Fikri menyebut dalam OTT itu tim KPK mengamankan sejumlah uang dalam pecahan rupiah dan asing.
Namun, Ali belum menyebutkan jumlah barang bukti yang diamankan tersebut karena masih dihitung dan dikonfirmasi ke para terperiksa. “Uang yang diamankan sebagai bukti dalam bentuk rupiah dan mata uang asing,” ujar Ali Fikri.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, tak hanya uang tunai, KPK juga mengamankan barang bukti uang dalam ATM.
“BB (barang bukti) uang sementara kurang lebih Rp 350 juta, serta ATM berisi sekitar Rp 300 juta, uang sebesar Rp 900 juta untuk PPK Makasar dan 20.000 dolar AS untuk pihak lain,” kata sumber tersebut. OTT ini berkaitan dengan kasus dugaan suap dari pihak swasta kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) di Jawa Tengah terkait paket pekerjaan tender track layout (Tlo) Stasiun Tegal.
Dugaan korupsinya terkait pembangunan jalur kereta api Trans Sulawesi dan proyek-proyek perbaikan perlintasan kereta api lainnya di DJKA Kemenhub,” imbuh Ali Fikri.
Jokowi berharap, Proyek Strategis Nasional (PSN) ini bisa membantu perekonomian masyarakat sekitar. Serta diharapkan nantinya dapat menghubungkan akses dari Sulsel ke Sulawesi Utara (Sulut).
Untuk saat ini, pemerintah baru menyelesaikan rel tersebut sepanjang 80 kilometer, yang menghubungkan antara Kabupaten Barru dan Maros. Pemerintah pun menargetkan akan menyelesaikan proyek rel ini hingga ke Parepare pada 2026 mendatang. (ryd/mr)