MATARAKYAT.info, Kota Makassar kembali dikepung banjir, akibatnya sejumlah aktivitas masyarkat menjadi terhambat.
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengatakan, bencana banjir kali ini tidak hanya terjadi di pinggiran, tetapi sudah di tengah kota.
Dani Pomanto menyebut banjir mengepung Kota Makassar karena adanya pasang air laut sebanyak dua kali hingga Senin siang. (13/2/2023)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara itu beberapa waktu lalu seperti yang kutip media matarakyat.info dari beberapa media online, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto berjanji, pihaknya segera menyelesaikan persoalan banjir musiman yang melanda pada sejumlah kecamatan disaat puncak musim hujan, termasuk berkoordinasi dengan pihak terkait untuk bersama-sama memecahkan masalah banjir tersebut.
“Saya sudah mengindentifikasi masalahnya mengapa selalu terjadi banjir terutama di Kodam III dan Perumnas Antang, karena ada sumbatan,” ungkap Ramdhan disela peninjauan di lokasi banjir, Blok 8 Perumnas Antang, Kecamatan Manggala, Makassar, Kamis 11 Maret 2021 lalu.
Wali kota Makassar pernah mengungkapkan, dari peninjauan di Paccerakang, Perumahan Kodam III, Kelurahan Katimbang, Kecamatan Biringkanaya, merupakan salah satu wilayah menjadi langganan banjir, penyebab utama terjadinya genangan air tersebut karena adanya pendangkalan anak sungai Biring Je’ne. Bila debit airnya meningkat maka akan meluap.
Mulai dari air penyumbatan saluran air (drainase), pendangkalan air sungai hingga air pasang menjadi alasan hingga hari ini Kota Makassar masih banjir.
Adhitya Ketua Umum Kompak Indonesia (Koalisi Masyarakat Pemantau Korupsi Indonesia) kalau memang banjir ini ada solusinya kenapa tidak kerja, masyarakat butuh masalah banjir ini bisa diatasi sesegera mungkin jangan hanya dicerita tapi dikerja.
“Kalau hanya janji, masyarakat sudah terlalu sering dijanji, banjir ini adalah 1 bukti dari 1.000 janji yang belum terwujud hingga hari ini ” ungkap Adhitya.
Ketua Umum Kompak Indonesia berharap agar apa yang dijanjikan oleh wali kota Makassar beberapa waktu lalu bisa diwujudkan secepatnya.
Masyarakat menunggu solusi bukan janji, jika hanya terus dijanji masyarakat sudah kenyang dengan janji, masyarakat ingin bukti bukan janji. (irf/mr)