MATARAKYAT.INFO, JAKARTA | Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengajak jajaran Kementan untuk mengedepankan harmoni menuju prestasi 2023.
Bagi SYL, berbagai capaian pada tahun sebelumnya harus menjadi pelecut sekaligus pemicu atas hadirmya prestasi yang lebih besar. Salah satunya meningkatkan produksi dan mengangkat kesejahteraan petani.
“Saya kira itulah yang sebenernya kita komitmenkan hari ini, besok dan tahun berikutnya. Kita harus pakai kata harmoni dan pakai hati dalam bekerja. Orang yang selalu harmoni pasti ada empati, dan ada hati pasti ada nasionalisme, juga ada idealisme didalamnya. Semua kalau dengan hati pasti bisa selesai dengan baik,” ujar SYL dalam kegiatan Harmoni Kementan Untuk Prestasi Gemilang 2023, Jumat, 3 Februari 2023.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
SYL mengatakan, harmonisasi penting dilakukan mengingat kondisi dunia saat ini masih dalam keadaan gelap alias masuk pada trubulensi krisis global. Hal ini kata dia yang juga akan berdampak pada sektor pangan di seluruh dunia.
“Kita termasuk negara yang paling siap karena ada sektor pertanian yang selalu menyangganya. Oleh karena itu hari ini adalah bagian dari konsidasi hati kita, perasaan kita, bahwa dunia memang belum baik-baik, tantangan 2023 ini luar biasa tapi kita optimistis karena pertanian selalu ada,” kata SYL.
Mentan SYL menjelaskan, sektor pertanian terbukti mampu menopang ekonomi disaat dunia dilanda pandemi. Pertanian juga menjadi penopang utama pembukaan lapangan kerja hingga berjuta-juta. Tercatat, produktivitas meningkat, ekspor melesat dan kesejahteraan petani terangkat.
“Saya berharap besok kita akan melihat sesuatu yang lebih besar dari yang kita capai hari ini. Bahkan tiga kali lipat besarnya, ini tahun sengaja ditajukan gemilang itu artinya luar biasa. Terakhir, hanya keuletan dan kerja keras yang dapat mewujudkannya. Ingat kita adalah pejuang dan pembela bangsa,” ujar Mentan SYL.
Sebagaimana diketahui, BPS mencatat Nilai Tukar Petani pada bulan Januari 2023 mencapai 109,84 atau mengalami kenaikan sebesar 0,77 persen. Peningkatan NTP terjadi karena indeks harga yang diterima petani (it) naik 1,40 persen atau lebih tinggi dibandingkan dengan indeks harga yang dibayar petani yang naik sebesar 0,63 persen.
Sama halnya dengan NTP, BPS juga mencatat adanya kebaikan Nilai Tukar Usaha Petani alias NTUP yang mencapai 109,95 atau naik 0,92 persen. Peningkatan NTUP terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik sebesar 1,40 persen atau lebih tinggi dari kenaikan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal yang hanya naik sebesar 0,48 persen
Dari catatan yang sama, pada bulan Januari tahun 2023 terdapat 20 provinsi yang mengalami kenaikan NTP dengan peningkatan tingginya berasal dari Provinsi Nusa Tenggara Barat sebesar 2,27 persen. Sedangkan untuk NTUP, 24 provinsi mengalami kenaikan NTUP dengan tenaga tertinggi terjadi di Banten sebesar 2,36 persen. (ryd/mr)