MR-DENPASAR, BALI | Anggota Komisi VI DPR RI Gde Sumarjaya Linggih menilai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan dan Pariwisata di Sanur, Bali sangat dibutuhkan.
Demer, sapaan akrab Gde Sumarjaya, mengungkapkan bahwa salah satu kekhawatiran turis mancanegara yang berkunjung ke Bali adalah belum adanya fasilitas kesehatan bertaraf internasional.
Oleh karena itu, ia mengapresiasi pengembangan KEK kesehatan dan Pariwisata Sanur agar turis merasa yakin dan nyaman ketika datang ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kita lihat Bali ini luar biasa mewah, megah, hotel banyak dan berlimpah. Tapi, kalau kita sebagai orang yang hidup di Amerika atau di Eropa, Bali ini masih kelihatan seperti di negara ketiga. Kalau (tinggal di) negara ketiga, salah satu kekhawatirannya adalah tentang kesehatan. Kalau saya orang Amerika, saya pasti khawatir, apakah saat nanti ada sesuatu penyakit di Bali bisa tertangani,” ungkap Demer kepada Parlementaria usai mengikuti Kunjungan Kerja Spesifik (Kunspik) Komisi VI DPR RI Dalam Rangka Peninjauan Rencana Pembangunan KEK Kesehatan dan Pariwisata di Provinsi Bali, Kamis (1/12/2022).
Politisi dari Daerah Pemilihan Bali tersebut juga menegaskan, perlu adanya pengembangan fasilitas kesehatan berkaitan dengan ortopedi dalam pengembangan KEK Kesehatan dan Pariwisata Sanur ini.
Hal tersebut dikarenakan banyak spot wisata di Bali yang memiliki resiko tinggi, misalnya berselancar, rafting, jetski, menyelam dan lain sebagainya. Agar apabila terdapat cedera atau kecelakaan pada turis, dapat segera tertangani.
“Karena masalah ortopedi itu semakin cepat kita bisa menanganinnya, semakin baik. Oleh karena itu, apabila fasilitasi ini dapat terealisasi dan bertaraf internasional akan menumbuhkan pariwitasa di Bali,” tegas Politisi Fraksi Partai Golkar itu.
Berdasarkan pemaparan Dirut PT Aviasi Pariwisata Indonesia, KEK Kesehatan dan Pariwisata Sanur ini merupakan rencana bisnis fasilitas kesehatan yang di dalamnya terdapat rumah sakit dan klinik, akomodasi hotel dan MICE, Etnomedicinal Botanic Garden, serta Commercial Center. Dengan total luas lahan yang diusulkan adalah 41,26 hektare atas nama PT Hotel Indonesia Natour (PT HIN). (adt@mr)