MR-JAWA TENGAH | Provinsi Jawa Tengah saat ini merupakan Provinsi penyumbang penurunan angka kemiskinan tertinggi di tingkat Nasional. Dari 432,5 ribu penurunan angka kemiskinan nasional pada Maret 2022, Jateng menyumbang angka penurunan 102,57 ribu.
Penurunan angka kemiskinan ini dinilai merupakan bukti keberhasilan kepemimpinan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam gerak cepat merespons dan membuat terobosan penanganan kemiskinan, yang sempat melonjak akibat pandemi.
Peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM Hempri Suyatna mengungkapkan, secara makro sektor perekonomian telah berdenyut kencang, sejak pandemi Covid-19 mulai mereda. Faktor ini menyebabkan, kondisi perekonomian membaik, dan mengangkat derajat kehidupan warga menjauh dari zona kemiskinan. Selain itu, berbagai program prorakyat di Jateng juga dianggap turut menekan angka kemiskinan di Jateng.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), angka kemiskinan di Jateng turun sebanyak 102,57 ribu orang. Yakni dari 3,93 juta jiwa menjadi 3,83 juta jiwa pada Maret 2022. Angka ini, menurut data BPS merupakan yang tertinggi, dibanding 25 provinsi yang juga mengalami penurunan kemiskinan.
Secara jumlah, Jateng menjadi provinsi dengan jumlah penurunan warga miskin terbanyak, dengan 102,57 ribu jiwa.
Hempri mengungkapkan, hal lain yang turut menekan kemiskinan adalah upaya Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang tak segan melakukan inovasi pro wong cilik. Satu di antaranya, promosi #LapakGanjar, yang turut mempromosikan dagangan pelapak kecil melalui media sosial. Langkah ini dianggap Hempri memiliki dampak positif guna memupus kemiskinan di akar rumput.
Tak hanya itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo blusukan menyapa dan memberikan semangat kepada masyarakat Jateng untuk terus meningkatkan kesejahteraannya lewat berbagai terobosan kebijakan.
“Yang harus dilakukan ke depan, pertama adalah penguatan ekonomi lokal. Kedua, jika investor masuk harus menyejahterakan masyarakat. Misal pekerjanya 80 persen dari lokal, atau jika ada hotel bahan baku dari petani lokal. Sharing ekonomi harus diperkuat. Konsep ekonomi lokal harus berperan untuk pengentasan kemiskinan di masyarakat,” papar Hempri.
Pengamat sosial Universitas Gadjah Mada (UGM) Arie Sujito menilai, Jateng telah berhasil membuat terobosan dalam penanganan kemiskinan yang sempat melonjak akibat pandemi.
“Ganjar responsif dan kreatif, alasan mengapa Jateng berhasil turunkan kemiskinan signifikan.Tidak memandang sekat, ketemu rakyat kecil tidak perlu birokratif.” Ini menguntungkan Pemprov maupun daerah. Gaya kepemimpinan itu bisa diadopsi oleh daerah lain,” terang Arie Sujito. (af lase)