MR-Bandung,- Menyambut baik acara ini, Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bandung, Yana Mulyana menyampaikan, Peci Alus merupakan suaty kolaborasi dan inovasi bisa dilakukan di satu wilayah untuk memajukan kegiatan positif antarwarga.(14/4/2022)
“Tapi, tetap kita harus melakukan protokol kesehatan (prokes) minimal masker. Dengan bermasker, kita tidak menularkan dan tidak tertularkan,” imbau Yana.
Ia juga berharap, Peci Alus bisa memantik pertumbuhan ekonomi di wilayah Cibaduyut dan sekitarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Mudah-mudahan Peci Alus bisa memicu pertumbuhan ekonomi, sehingga dampak sosial masyarakat yang selama ini terkena dari covid-19 bisa segera bangkit dan pulih kembali,” harapnya.
Peci Alus merupakan Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan (PIPPK) non infrastruktur yang diinisiasi Kelurahan Cibaduyut pada tahun 2019.
Melalui Peci Alus ini, Kepala Camat Bojongloa Kidul, Yudy Hermawan menuturkan, masyarakat ikut berkontribusi untuk mewujudkan visi misi Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung yakni nyaman, unggul, sejahtera, dan agamis.
“Ini kontribusi kami, gotong royong sinergi antara ulama dan umaro, juga warga untuk menumbuhkan nilai-nilai agamis dan kemandirian bagi masyarakat,” ungkap Yudy.
Kelurahan Cibaduyut sendiri, aku Yudy, kerap mendapatkan banyak prestasi. Salah satunya Juara 1 Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS) tingkat Provinsi Jawa Barat di tahun 2012.
“Kelurahan ini juga pertama yang membentuk Pusat Pelayanan Pemberdayaan Perempuan dan kelurahan Bersinar: bersih dari narkoba,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Peci Alus, Yep Sulaeman menjelaskan makna dari Peci Alus.
“Peci Alus juga memiliki arti penutup kepala bagi kaum pria yang bagus. Filosofinya diletakkan pada kepala yang menggambarkan derajat tertinggi. Harapannya kegiatan ini mengantarkan warga Cibaduyut untuk mencapai visi misi Kota Bandung menjadi kota agamis,” ucap Yep.
Dalam upaya mewujudkan Bandung agamis, Yep menambahkan, Peci Alus juga melaksanakan beberapa kegiatan, seperti Gerakan Magrib Mengaji, pemberian honorarium guru ngaji, dan pembagian sembako untuk lansia duafa serta anak yatim. (RYAND)