MATARAKYAT. info, MAKASSAR | Rapat Pimpinan Wilayah (Rapimwil) II dan Pra Musyawarah Wilayah (Musywil) ke XVIII Pemuda Muhammadiyah Sulawesi Selatan sukses terlaksana.
Acara yang digelar pada tanggal 2 hingga 4 Desember 2023 di Hotel Travellers Phinisi Makassar ini merupakan agenda dari PW Pemuda Muhammadiyah Sulsel. Dimana acara Rapimwil ini dilaksanakan minimal dua kali dalam satu periode kepengurusan.
Hal ini disampaikan oleh Ketua PW Pemuda Muhammadiyah Sulsel Elli Oschar, M.Pd.I saat ditemui, Minggu (3/12/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia juga menyampaikan bahwa tiga bulan sebelum pelaksanaan Muswil, maka harus diadakan Rapimwil untuk persiapan menuju Muswil.
“Dan ini merupakan Rapimwil ke dua yang mana pada Rapimwil pertama bertujuan untuk evaluasi pimpinan wilayah ditengah kepengurusannya dan saat ini, pada Rapimwil kedua ini adalah membicarakan terkait Muswil, baik itu pemilihan tuan rumah Muswil dan perumusan terkait Muswil nanti,” ungkapnya.
“Jadi hasil Rapimwil ini adalah tertinggi kedua setelah Muswil dan putusannya akan dibuat tahfidz atau pedoman yang harus dilaksanakan oleh setiap kader Pemuda Muhammadiyah,” ulas Elli Oschar yang bakal maju menjadi Calon anggota parlemen melalui jalur DPD RI ini.
“Tentu apa yang akan dilaksanakan di Muswil, harus dibicarakan di Rapimwil ini. Dan saat ini ada 10 kabupaten yang mengajukan diri untuk menjadi tuan rumah dan kriteria tuan rumah Muswil nanti diputuskan oleh pimpinan wilayah,” tutupnya.
Pada Rapimwil ini, dihadiri oleh 5 orang pimpinan daerah dari 24 kabupaten kota di Sulawesi Selatan. Selain itu, Rapimwil ini juga dihadiri oleh 420 cabang Pemuda Muhammadiyah (Kecamatan).
Sebelumnya, pada pembukaan Rapimwil Pemuda Muhammadiyah dihadiri oleh para Angkatan Muda Muhammadiyah, seperti Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Nasyiatul Aisyiyah dan Pemuda Muhammadiyah itu sendiri.
Pemuda Muhammadiyah adalah salah satu organisasi otonom Muhammadiyah, yang merupakan gerakan Islam, amar makruf nahi mungkar. Pemuda Muhammadiyah didirikan dengan tujuan menghimpun, membina, dan menggerakkan pemuda Islam serta meningkatkan perannya sebagai kader untuk mencapai tujuan Muhammadiyah.
Awal berdirinya Pemuda Muhammadiyah secara kronologis dapat dikaitkan dengan keberadaan Siswo Proyo Priyo (SPP), suatu gerakan yang sejak awal diharapkan oleh K.H. Ahmad Dahlan dapat melakukan kegiatan pembinaan terhadap remaja/pemuda Islam.
Dalam perkembangannya, SPP mengalami kemajuan yang pesat, hingga pada Kongres Muhammadiyah ke-21 di Makassar pada tahun 1932 diputuskan berdirinya Muhammadiyah Bagian Pemuda, yang merupakan bagian dari organisasi dalam Muhammadiyah yang secara khusus mengasuh dan mendidik para pemuda keluarga Muhammadiyah.
Keputusan Muhammadiyah tersebut mendapat sambutan luar biasa dari kalangan pemuda keluarga Muhammadiyah, sehingga dalam waktu relatif singkat Muhammadiyah bagian Pemuda telah terbentuk di hampir semua ranting dan cabang Muhammadiyah.
Dengan demikian pembinaan Pemuda Muhammadiyah menjadi tanggung jawab pimpinan Muhammadiyah di masing-masing tingkatan. Misalnya, di tingkat Pimpinan Pusat Muhammadiyah tanggung jawab mengasuh, mendidik, dan membimbing pemuda Muhammadiyah diserahkan kepada Majelis Pemuda, yaitu lembaga yang menjadi kepanjangan tangan dan pembantu pimpinan pusat yang memimpin gerakan pemuda.
Selanjutnya dengan persetujuan Majelis Tanwir, Muhammadiyah Bagian Pemuda dijadikan suatu organisasi otonom yang mempunyai kewenangan mengurusi rumah tangga organisasinya sendiri. Akhirnya pada 26 Dzulhijjah 1350 H bertepatan dengan 2 Mei 1932 secara resmi Pemuda Muhammadiyah berdiri sebagai organisasi otonom. (basri/mr)
Penulis : Andi Basri Ali
Editor : Ikbal Nur